Selasa, 17 Januari 2012

kumpulan puisi

Melaju be9itu cepat

Melaju be9itu cepat... tak kan menun9gu..
memasuki loron9-loron9 sempit...
gelap.. pen9ap... sedikitpun tak mw menun9gu..

Peduli apa d9 hujan petir men9gelegar...
peduli apa d9 panas terik y9 membakar..
Waktu kan tetap melaju...tak prnah menun9gu..

Dan... aku.. dimanakah aku.???..
men9apa aku menun9gu... untuk apa aku menun9gu..
sd9kn waktu pun tak mw menun9gu...

hey... kemana geran9an san9 waktu.???
berlari aku men9ejarmu.. knp tdi aku menun9gu...
sedan9 kau pun tlah berlalu..
mudahnya kau tin9galkan ku san9 waktu..

sedikit sekali men9hargaimu..
sdikit skali pedulikanmu..
dan kau pun truz berlalu...
melaju..
tak menun9gu..
dan tak kembali menjumpaiku..

Waktu...
knp kau tak menun9guku.

demi waktu.. Q tak mw dlm keru9ian...
m9 iman mampu memandu..
meski amal tak cukup membantu..

Tuhan.... ada apa d9 san9 waktu.. j9 d9 aku..????


sambutan tangan


Sambutlah Tanganku
Andai kau menangis, aku
ingin hapus air matamu
Andai kau tertawa, aku
ingin ikut tersenyum
Andai kau sendiri, aku
ingin menemanimu
Lihat, cakrawala di atas
sana..
Lihat awan putih yang
berarak arak
Kalau kalau di atas kita
lewat sepasang merpati
Yang mengepakkan sayap
pada kita untuk ikut
terbang bersamanya...
Wahai sayang...
Mengapa kau menangis,
mengapa kau berduka..?
Ataukah kau iri terhadap
mereka?
Mari, nyalakan api
keberanianmu
Sambutlah tanganku....
Kita gapai awan awan
putih di atas
Kita janji disana seumur
semati
Agar mereka juga iri
melihat kebahagiaan kita
berdua.
Pesan Buat Kekasih
Bila nanti kau benci aku
Kenanglah segala
kekerasanmu
Yang pernah kau ucapkan
Tapi jangan kau kenang
aku
Aku tak mungkin dihatimu
Meski nostalgia
bersamamu selalu
terbayang
Kini, siapakah yang salah..?
Kekerasan kita?
Atau sifat kita yang
bertentangan?
Tapi jangan kau titikkan air
matamu
Karena, hati kita sama
terluka
Bila kau nikmati kemarau
ini
Yang abadi setiap tahun
Kau akan mengerti
segalanya
Bahwa cintaku tak pernah
punah....
Sajak Biru
Matamu masih saja seperti
dulu,
dari sebuah arti yang lama
sudah mati.
Mengenyam bersama
kerinduanku
Mengetuk hati yang
pernah luka
Aku disini, saat ini, dan aku
sendiri di dini hari
Mentari belum menyingkap
fajar
Ketika hari sudah
menyingsing aku
Tanganku telah terluka
dan jiwaku merana
Aku yang sendiri,menelan
butir sunyi
Bergumpal kerinduan
lewat
bayang bayang dan
namamu

Tidak ada komentar:

Posting Komentar